Tenganan adalah desa yang mempunyai keunikan sendiri diBali, desa
yang terletak cukup terpencil dan terletak di Kabupaten
Karangasem. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan
berjarak sekitar 60km dari pusat kota Denpasar, Bali.
Desa ini
sangatlah tradisional karena dapat bertahan dari arus perubahan
jaman yang sangat cepat dari teknologi. Walaupun sarana dan
prasarana seperti listrik dll masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi
rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya
yang tetap eksotik. Ini dikarenakan Masyarakat Tenganan mempunyai
peraturan adat desa yang sangat kuat, yang mereka sebut dengan
awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad 11 dan sudah
diperbaharui pada Tahun 1842.
Desa tenganan mempunyai luas area sekitar 1.500 hektar,
ketika tempat wisata – wisata yang lain dibali berkembang
pesat seperti Pantai Kuta, Pantai Amed, yang sangat meriah dengan
kehadiran Hotel, Pantai, Café, dan kehidupan malamnya.
 |
|  |
|  |
|
|
|
|
| [navigasi.net] Budaya - Desa Tenganan |
|
 |
|  |
Desa Tenganan tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan
perubahan jaman dengan tetap bertahan dengan tiga balai desanya
yang kusam dan rumah adat yang berderet yang sama persis satu
dengan lainnya. Dan tidak hanya itu didesa ini keturunan juga
dipertahankan dengan perkawinan antar sesama warga desa. Oleh
karena itu Desa Tenganan tetap tradisional dan eksotik, walaupun
Masyarakat Tenganan menerima masukan dari dunia luar tetapi tetap saja tidak akan cepat berubah, karena
peraturan desa adat /awig-awig mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap masyarakat Desa Tenganan.
Untuk memasuki desa Tenganan sangatlah unik, sebelum masuk ke
area Desa Tenganan. Kita akan melalui sebuah loket, disitu kita
tidak diharuskan membayar. Memang karena tidak ada tiket/karcis
yang dijual, tapi kita memberikan sumbangan sukarela berapa saja
seikhlas kita ke petugas dibangunan kayu yang semipermanen,
sebelum masuk wisatawan harus melalui gerbang yang cukup sempit
yang hanya cukup dilewati oleh satu orang. Penghasilan penduduk
Desa Tenganan juga tidak jelas berapa pendapatannya, karena
disana masih menggunakan sistem barter diantara warganya.disana
banyak tanaman, sawah, kerbau yang bebas berkeliaran dipekarangan
mereka.
Untuk mendongkrak potensi wisata mereka, Penduduk Desa
Tenganan banyak yang menjual hasil kerajinan tangannya ke turis.
Artshop juga dapat kita lihat begitu kaki kita melangkah kepintu
masuk, mereka menjual banyak kerajinan. Seperti Anyaman bambu,
ukir-ukiran, lukisan mini yang diukir diatas daun lontar yang
sudah dibakar, dan yang paling terkenal adalah kain geringsing.
Kain ini sangatlah unik karena dengan sekilas memandang kita
dapat langsung mengetahui kalau kain tersebut memang buatan
tangan.
 |
|  |
|  |
|
|
|
|
| [navigasi.net] Budaya - Desa Tenganan |
|
 |
|  |
Kain ini termasuk mahal, dan hanya diproduksi di desa
tenganan saja. Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu yang
cukup lama, karena karena warna – warna yang terdapat
dikain gringsing ini berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memerlukan
perlakuan khusus. Walaupun banyak wisatawan yang semakin lama
semakin banyak untuk datang didesa ini, namun sayang belanja
suvenir mereka masih kurang. Ungkap I Made pelukis lukisan mini
diatas daun lontar.
Berada di desa ini kita merasakan suasana yang aman dan damai,
para penduduk desanya yang sangat ramah dan bersahabat. Kita
dapat berkeliling areal desa tersebut dan menyaksikan aktivitas
mereka sehari hari. Saat yang paling tepat kita berada disana
pada saat sore hari, karena pada sore hari biasanya mereka
penduduk desa Tenganan sudah melakukan aktivitasnya. Dan
berkumpul didepan rumahnya masing-masing, dan tak ayal mereka
keluar dan berkumpul bersama para penduduk yang lain. Dan pada
saat ini kita dapat menyaksikan dan melihat tingkah laku dan adat
budaya tradisional mereka yang amat kental. Maka pantaslah jika
mereka disebut dengan sebutan BaliAga(bali Asli).
Taken from : http://www.navigasi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar